Postingan

BPJS KESEHATAN: Mau Urus Administrasi Kepesertaan JKN-KIS? Lewat HP Saja! Ada PANDAWA

Gambar
Di masa pandemi Covid-19, BPJS Kesehatan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses berbagai jenis layanan yang disediakan. Masyarakat kini dipersilakan untuk untuk mengakses layanan administrasi di rumah saja atau tidak perlu mendatangi kantor cabang. Hal ini dilakukan BPJS Kesehatan tidak lain untuk mendukung kenyamanan bersama, terutama meminimalirsir risiko penularan virus corona yang masih mengancam di Tanah Air. Ketika ingin mengakses layanan, masyarakat hanya perlu memanfaatkan gadget masing-masing. BPSJ Kesehatan salah satunya menyediakan program PANDAWA (Pelayanan Administrasi melalui Aplikasi WhatsApp ). Melalui PANDAWA, BPJS Kesehatan siap untuk merespons sedikitnya 11 jenis pelayanan yang disediakan. Ini yang bisa diakses masyarakat: Pendaftaran Baru Peserta PBPU (Peserta Mandiri), Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara (PPU PN/Pegawai Negeri Sipil), dan Bukan Pekerja (BP) Penambahan Anggota Keluarga Pendaftara Bayi Baru Lahir Perubahan Jenis Kep

BPJS KESEHATAN: Ida Nurwati Tenang, Kontrol Darah Tinggi Tiap Bulan Bebas Biaya Berkat JKN-KIS

Gambar
Beberapa tahun ini, Ida Nurwati, 55, harus rutin mengunjungi RS Triharsi, Solo, Jawa Tengah (Jateng) karena mengidap tekanan darah tinggi. Dia dianjurkan sebulan sekali menemui dokter spesialis penyakit dalam guna memastikan hipertensinya tak menimbulkan komplikasi berbahaya.  Beruntung, selama mengakses layanan kesehatan tersebut, Ida tak perlu mengeluarkan biaya berobat. Dia dikarenakan telah lebih dulu bergabung dalam program BPJS Kesehatan. Dengan begitu, ibu rumah tangga yang menjadi Ketua RW 028 Kelurahan/Kecamatan Jebres, Solo itu hanya perlu membayar iuran kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) per bulan.  Ida terdaftar sebagai peserta JKN-KIS segmen mandiri kelas 1. Jika dibandingkan, jumlah biaya untuk iuran kepesertaan BPJS ini diyakini masih jauh lebih sedikit ketimbang nominal uang yang harus dibayarkan Ida ketika kontrol ke RS sebagai pasien umum.  Karena merasa begitu terbantu dengan BPJS Kesehatan, dia pun terpanggil untuk mengajak warg

BPJS KESEHATAN: Punya Atau Tak Punya Kartu Engkau Tetap Raja

Gambar
Setelah melempar senyum, Heni Mayangsari dengan cekatan mempersilakan Antonius Christian duduk di hadapannya. Masih dengan raut wajah semringah, Mayang, sapaan akrabnya giliran menawarkan diri untuk membantu proses pendaftaran periksa laki-laki asal Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo tersebut. Sebelum mulai mengotak-atik komputer, Mayang yang merupakan petugas Bagian Pendaftaran Poliklinik Rumah Sakit Dr. Oen Kandang Sapi Solo itu tak ketinggalan mempersilakan Fransisca Endah Lukito, istri Antonius untuk turut duduk di hadapannya. Setelah itu, barulah Mayang melakukan verifikasi berkas. Antonius mendaftar periksa di RS tipe B tersebut sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sesuai ketentuan, peserta BPJS yang ingin mengakses Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) di RS tipe B diminta lebih dulu menunjukkan surat rujukan dari FKRTL RS tipe D/tipe C dan Kartu BPJS. Proses verifikasi tak berlangsung lama. Mayang tak perlu banyak menginput

PROFIL: Satria Geliatkan Pemuda Karangasem

Gambar
Aksatria Pamursita Dipta atau akrab dipanggil Satria merupakan Ketua Forum Remaja Soropadan Karangasem (Foreska), Laweyan, Solo. Laki-laki yang keseharian bekerja sebagai marketing dan menjalankan usaha kedai susu itu gemar berorganisasi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Melalui Foreska, Satria tengah berupaya membentuk Soropadan menjadi kampung kreatif. Selain memberdayakan pelaku UMKM, alumnus jurusan Public Relations Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut ingin menyibukan para muda mudi Karangasem untuk aktif menggeluti berbagai kegiatan positif dalam program kampung kreatif. Satria ingin generasi muda mampu berbuat banyak hal dalam menguatkan dan mengangkat potensi daerah masing-masing. Dia mendorong para pemuda tidak hanya aktif nyinom (menjadi pelayan acara) dan mengikuti kerja bakti. Lewat Foreska, Satria berhasrat para pemuda  mampu mengembangkan kegiatan yang lebih inovatif dan produktif. Satria menerangkan pembentukan kampung kreatif secara tekn

PROFIL: Utik Dulu Atlet, Sekarang Lurah

Gambar
Lurah Nusukan, Utik Sri Wahyuni, 44, punya pengalaman manis dengan dunia pencak silat. Saat masih menjadi mahasiswa Jurusan Pertanian di Universitas Brawijaya (Unbraw), Malang, dia pernah meraih medali emas dalam kejuaran nasional (Kejurnas) pencak silat SH Terate antar mahasiswa di Jember. Utik dipertemukan dengan sang suami juga karena mengikuti Kejurnas pencak silat SH Terate di Jakarta pada 1993 lalu. Saat itu Utik menjadi atlet wakil dari Malang sedangkan suaminya wakil dari Pontianak. "Saat Kejurnas di Jakarta saya tidak dapat medali, tapi dapat jodoh," kata Utik tersenyum saat berbincang di ruang kerjanya, Kamis (30/3) pagi. Perempuan kelahiran Ngawi, 5 Desember 1972 tersebut aktif mengikuti kegiatan pencak silat SH Terate sejak duduk di bangku kuliah. Dia aktif bergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Setelah memutuskan menikah dengan Darminto, Utik tinggal di Pontianak sejak 1996 hingga 2003. Dari Pontianak, Utik l

PROFIL: Sita Gemari Sejarah

Gambar
Agustina Dewi Sita Ratih, 44, begitu gemar mempelajari masalah sejarah. Alumnus Arsitektur Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo angkatan 1991 tersebut bahkan dengan sengaja telah mendirikan lembaga consortium for social education and transformation (Consent) untuk menularkan virus kecintaan sejarah kepada orang lain khususnya anak-anak muda. Dengan mempelajari sejarah, menurut dia, orang bisa belajar bagaimana cara menjadi lebih baik. Sita menceritakan lembaga Consent bergerak di ranah pemenuhan pendidikan kaum muda dan bidang kebudayaan. Dalam melaksanakan program, pegiat Consent banyak menggelar kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan sejarah. Dia bersama para pegiata Consent kerap menggelar diskusi membahas sejarah dan kebudayaan. Sita berharap bisa terus bisa berjuang untuk melakukan diseminasi cerita sejarah yang terlupakan atau hampir teracam ke masyarakat luas. "Sejarah penting untuk dipelajari. Jika tidak mengetahui sejarah bangsanya, rakyat tidak bisa berfikir

PROFIL: Haryanti Nyaman Jadi Pegiat HIV

Gambar
Sudah 11 tahun Haryanti, 40, mengabdikan diri sebagai pegiat HIV/AIDS di Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Solo. Dia menikmati perannya tersebut dalam membantu orang lain yang kurang beruntung karena terjangkit HIV/AIDS. Setelah sempat cukup lama aktif di lapangan, Haryanti kini mendapat amanah menjadi tenaga administrasi dan pengelola keuangan di KPA Solo. Dia sekarang lebih banyak berurusan dengan persoalan di dalam ruangan. Meski demikian, Haryanti beberapa kali tetap terjun ke lapangan. Dia kerap ikut dalam kegiatan para pendidik sebaya atau peer educator (PE) yang menjangkau pengidap HIV/AIDS maupun sejumlah komunitas berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Dengan mengetahui kondisi lapangan, Haryanti berharap bisa menyusun penganggaran program KPA dengan tepat. Dia tidak mau bagian penganggaran menjadi penyebab masalah program KPA kurang berjalan optimal. "Saya beberapa kali masuk ke hotspot berisiko tinggi tertular HIV/AIDS dengan dibersamai teman-teman pendidik sebaya.