Segway, Solusi Masa Depan?

Siapa yang tidak ingin memiliki kendaraan minimalis modern seperti Segway? Meskipun tanpa mesin dan dipatenkan sebagai kendaraan angkut pribadi (PMV, personal mobility vehicle) yang dirancang cuma untuk satu orang pengendara, sarana transportasi yang mirip otopet ini mampu meluncur dengan kecepatan 20 km/jam dengan daya jelajah 27 km di atas jalan datar.

Arah gerak dan laju kendaraan ini cukup dikontrol lewat pergeseran dan perubahan keseimbangan titik berat pengendaranya pada pijakan yang dirancang khusus, sehingga sangat peka dan reaktif. Untuk berhenti pun tak perlu menginjak rem, hanya  dengan  mengatur posisi badan secara tegak lurus. Skuter ajaib ini sejatinya tercipta dari kombinasi sensor, sistem kontrol, dan sistem motor. Secara fisik, ia terdiri atas empat elemen utama: roda dan motor, sistem sensor, papan sirkuit otak, dan sistem kontrol operator. Ia juga memiliki lima sensor giroskop yang mengatur mekanisme keseimbangan secara sempurna , meskipun yang diperlukan hanya tiga sensor untuk mendeteksi gerakan maju, mundur. Juga berbelok ke kiri atau ke kanan.

Seluruh informasi, termasuk dari sensor tambahan, tentu harus melewati ”otak”, yang dibuat dari dua sirkuit pengontrol elektronik, terdiri atas 10 mikroprosesor, yang tiga kali kekuatan PC atau komputer pribadi. ”Otak” atau program komputer itu akan memantau semua informasi yang datang dari sensor giroskop lalu mengatur kecepatan motor listrik dalam merespons informasi itu.

Segway sebenarnya bukan barang baru, alat tranportasi alternativ yang diproduksi perusahaan Segwal LLCC yang berbasis di Bedford, New Hampshire ini sudah diperkenalkan ke publik sejak 3 Desember 2001 oleh penemunya, Dean Kamen di Bryant Park, New York, Amerika Serikat.

Ada harapan, Segway yang pada mulanya diberi nama sandi ”IT” dan ”Ginger” ini akan menjadi sarana transportasi ramah lingkungan. Selain antipolusi, ia juga diramalkan bakal menjadi kendaraan masa depan yang nyaman dan aman untuk dikendarai. Kendaraan roda dua bertenaga yang hemat energi, dengan mengandalkan tenaga baterai nickel cadmium (NiCd) ataupun nickel metal hydrate (NIMH) dalam pengisian baterai selama satu jam menghasilkan tenaga untuk dua jam pemakaian. 
Dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTENSI DESA: Gentungan Munculkan Wisata Kampung Organik

Contek, Nyontek, dan Menyontek

PROFIL: Sri Sudarti Bangkit dan Mengadvokasi