PASAR DARURAT KLEWER: 355 Kios Belum Dibuka Pedagang

Pedagang bermobil masih marak di kawasan Alun-alun Utara (Alut) Solo, Rabu (17/6) siang. Pedagang bermobil diminta tidak beroperasi karena bisa mengganggu arus lalu lintas dan aktivitas perdagangan di Pasar Sementara Pasar Klewer.
PASAR KLIWON — Sebanyak 355 kios dari 1.185 kios di Pasar Sementara Pasar Klewer di Alun-alun Utara (Alut) Keraton Solo belum dimanfaatkan pedagang, Rabu (17/6). Jumlah kios kosong tersebut belum termasuk 230 kios sisa yang hingga kini masih belum dibagikan kepada pedagang.

Lurah Pasar Klewer, Edi Murdiarso mengatakan masih ada ratusan pedagang yang belum sempat membuka kios di Pasar Sementara PasarKlewer hingga hari kedua setelah peresmian, Selasa (16/7). Menurut dia, pedagang mempunyai alasan beragam yang menyebabkan mereka belum bisa hadir di Alut guna membuka lapak dagangan.

"Berdasarkan pantauan, sekitar 70% pedagang sudah masuk ke kios masing-masing. Mereka menata kios dan barang dagangan. Sedangkan sisanya, sekitar 335 pedagang masih belum tampak. Terlihat dari kios yang masih tutup," kata Edi saat berbincang dengan Espo di Alut, Rabu (17/6).

Edi mengaku sudah mencoba untuk menghubungi setiap pedagang agar bisa segera aktif berjualan di kios Pasar Sementara Pasar Darurat. Namun, lanjut dia, masih ada cukup banyak pedagang yang mengalami kendala hingga tidak bisa membuka kios secara serempak. Edi mencontohkan kendala yang dihadapai pedagang, seperti masih kesulitan untuk mendapat barang dagangan.

"Pedagang yang kesulitam mendapat barang dagangan mungkin masih ada. Namun, sebagaian besar pedagang sepertinya belum masuk kios karena masih menyiapkan peralatan pelengkap, seperti rak, meja, kurni, dan lain-lain. Kami tetap mencoba berkoordinasi dengan mereka [pedagang yang belum masuk kios]," ujar Edi.

Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, saat peresmian Pasar Sementara Pasar Klewer, Selasa, pedagang paling lambat membuka kios, yaitu dua pekan setelah hari peresmian. Menurut dia, pedagang yang belum memanfaatkan kios hingga dua pekan bakal dikenakan sanksi berupa penarikan surat hak pakai (SHP).

"Kasihan pedagang lain yang sudah bersusah payah membuka dagagan. Pedagang harus kompak membuka kios masing-masing agar pasarsementara bisa semarak," kata Subagiyo.

Sementara itu, pantauan Espos, pengaturan parkir kendaraan di Pasar Sementara Pasar Klewer belum terkondisikan. Cukup banyak kendaraan roda empat yang berhenti di dekat kios atau bukan di sisi selatan Alut yang sebenarnya diperuntukan sebagai kantong parkir. Kondisi itu terjadi pada kendaraan roda dua yang terparkir secara asal.

Komandan Regu Keamanan Pasar Sementara Pasar Klewer, Eko Sudaryanto, mengakui konsdisi parkir di Alut masih semrawut. Menurut dia, masih banyak pedagang yang ngeyel untuk bisa parkir di dekat kios. Pedagang, lanjut Eko, ingin proses bongkar-muat barang dagangan berjalan lebih cepat jika parkir di sekitar kios.

"Beberapa hari ini kami akan sedikit memaklumi pedagang unruk parkir di dekat kios. Mereka menaruh barang dagangan. Namun, setidaknya pekan depan Alut harus rapi. Lokasi parkir roda dua yang saat ini belum terkondisikan juga akan segera kami tentukan," jelas Eko.

Eko menyebut pengaturan parkir di kawasan Alut dikendalikan pihak Keraton Solo. Disamping melakukan pengamanan, lanjut dia, petugas keamanan dari Pemkot Solo hanya sebatas membantu teknis pengaturan parkir dan arus lalu lintas. Disinggung mengenai pedagang yang masih mendirikan selter di lokasi parkir, Eko enggan berkomentar banyak.

"Kami tetap menunggu aba-aba [perintah] dari Satpol PP Solo. Tugas utama kami hanya melakukan pengamanan 24 jam. Kami membagi tugas ke dalam 2 sif, yakni sif I mulai pukul 07.00 WIB-19.00 WIB dan sif Ii mulai pukul 19.00 WIB-07.00 WIB. Kami juga berjaga di empat pos," kata Eko.

Di sisi lain, berdasarkan pantauan Espos, sedikitnya 13 pedagang masih memanfaatkan mobil untuk berjualan di kawasan Alut, tepatnya kantong parkir di sisi selatan. Mereka berasal dari berbagai daerah, tidak hanya Solo. Salah satu pedagang bermobil, Ar Rohmah, 47, mengaku masih berjualan di mobil karena mudah menggaet pembeli. Menurut dia, pedagang bisa menawarkan barang bagi pengunjung yang baru datang di Alut.

"Sebenarnya enak di sini [mobil]. Mudah menawarkan barang pada pengunjung. Apalagi mau puasa, pengunjung pasti tambah nanhak. Ruginya paling hanya panas. Tapi, jika diminta pindah, kami akan turuti. Syukur saya juga mendaoat kios di pasar sementara. Setelah persiapan di sana [kios] selesai, saya akan pindah," terang Rohmah. (Irawan Sapto Adhi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTENSI DESA: Gentungan Munculkan Wisata Kampung Organik

Contek, Nyontek, dan Menyontek

PROFIL: Sri Sudarti Bangkit dan Mengadvokasi