Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

PROFIL: Satria Geliatkan Pemuda Karangasem

Gambar
Aksatria Pamursita Dipta atau akrab dipanggil Satria merupakan Ketua Forum Remaja Soropadan Karangasem (Foreska), Laweyan, Solo. Laki-laki yang keseharian bekerja sebagai marketing dan menjalankan usaha kedai susu itu gemar berorganisasi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Melalui Foreska, Satria tengah berupaya membentuk Soropadan menjadi kampung kreatif. Selain memberdayakan pelaku UMKM, alumnus jurusan Public Relations Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut ingin menyibukan para muda mudi Karangasem untuk aktif menggeluti berbagai kegiatan positif dalam program kampung kreatif. Satria ingin generasi muda mampu berbuat banyak hal dalam menguatkan dan mengangkat potensi daerah masing-masing. Dia mendorong para pemuda tidak hanya aktif nyinom (menjadi pelayan acara) dan mengikuti kerja bakti. Lewat Foreska, Satria berhasrat para pemuda  mampu mengembangkan kegiatan yang lebih inovatif dan produktif. Satria menerangkan pembentukan kampung kreatif secara tekn

PROFIL: Utik Dulu Atlet, Sekarang Lurah

Gambar
Lurah Nusukan, Utik Sri Wahyuni, 44, punya pengalaman manis dengan dunia pencak silat. Saat masih menjadi mahasiswa Jurusan Pertanian di Universitas Brawijaya (Unbraw), Malang, dia pernah meraih medali emas dalam kejuaran nasional (Kejurnas) pencak silat SH Terate antar mahasiswa di Jember. Utik dipertemukan dengan sang suami juga karena mengikuti Kejurnas pencak silat SH Terate di Jakarta pada 1993 lalu. Saat itu Utik menjadi atlet wakil dari Malang sedangkan suaminya wakil dari Pontianak. "Saat Kejurnas di Jakarta saya tidak dapat medali, tapi dapat jodoh," kata Utik tersenyum saat berbincang di ruang kerjanya, Kamis (30/3) pagi. Perempuan kelahiran Ngawi, 5 Desember 1972 tersebut aktif mengikuti kegiatan pencak silat SH Terate sejak duduk di bangku kuliah. Dia aktif bergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Setelah memutuskan menikah dengan Darminto, Utik tinggal di Pontianak sejak 1996 hingga 2003. Dari Pontianak, Utik l

PROFIL: Sita Gemari Sejarah

Gambar
Agustina Dewi Sita Ratih, 44, begitu gemar mempelajari masalah sejarah. Alumnus Arsitektur Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo angkatan 1991 tersebut bahkan dengan sengaja telah mendirikan lembaga consortium for social education and transformation (Consent) untuk menularkan virus kecintaan sejarah kepada orang lain khususnya anak-anak muda. Dengan mempelajari sejarah, menurut dia, orang bisa belajar bagaimana cara menjadi lebih baik. Sita menceritakan lembaga Consent bergerak di ranah pemenuhan pendidikan kaum muda dan bidang kebudayaan. Dalam melaksanakan program, pegiat Consent banyak menggelar kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan sejarah. Dia bersama para pegiata Consent kerap menggelar diskusi membahas sejarah dan kebudayaan. Sita berharap bisa terus bisa berjuang untuk melakukan diseminasi cerita sejarah yang terlupakan atau hampir teracam ke masyarakat luas. "Sejarah penting untuk dipelajari. Jika tidak mengetahui sejarah bangsanya, rakyat tidak bisa berfikir

PROFIL: Haryanti Nyaman Jadi Pegiat HIV

Gambar
Sudah 11 tahun Haryanti, 40, mengabdikan diri sebagai pegiat HIV/AIDS di Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Solo. Dia menikmati perannya tersebut dalam membantu orang lain yang kurang beruntung karena terjangkit HIV/AIDS. Setelah sempat cukup lama aktif di lapangan, Haryanti kini mendapat amanah menjadi tenaga administrasi dan pengelola keuangan di KPA Solo. Dia sekarang lebih banyak berurusan dengan persoalan di dalam ruangan. Meski demikian, Haryanti beberapa kali tetap terjun ke lapangan. Dia kerap ikut dalam kegiatan para pendidik sebaya atau peer educator (PE) yang menjangkau pengidap HIV/AIDS maupun sejumlah komunitas berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Dengan mengetahui kondisi lapangan, Haryanti berharap bisa menyusun penganggaran program KPA dengan tepat. Dia tidak mau bagian penganggaran menjadi penyebab masalah program KPA kurang berjalan optimal. "Saya beberapa kali masuk ke hotspot berisiko tinggi tertular HIV/AIDS dengan dibersamai teman-teman pendidik sebaya.

PROFIL: Sri Sudarti Bangkit dan Mengadvokasi

Gambar
Pada usia 5 tahun, Sri Sudarti mengalami lumpuh layu setelah mendapat penanganan medis yang kurang tepat. Dia sempat kehilangan rasa percaya diri dan semangat untuk hidup karena tidak bisa lagi berjalan normal. Namun, Sri Sudarti beruntung mempunyai keluarga yang tidak pernah lelah memberi semangat kepada dirinya untuk bangkit dari keterpurukan. Berkat dukungan tersebut dia akhirnya mempunyaui tekad untuk bisa bersekolah di luar, tidak hanya direhabilitasi. "Saat usia 5 tahun, saya sempat panas tinggi kemudian disuntik ketika memeriksakan diri. Tidak tahu kenapa setelah itu saya jadi mengalami lumpuh layu atau polio. Rasa percaya diri saya sempat jatuh saat itu. Rasa sesal juga saya alami terus-terusan. Beruntung ada keluarga yang tidak lelah memberi semangat," kata Sudarti saat berbincang, Senin (9/10). Sri Sudarti kini telah berusia 41 tahun. Dia bahkan sekarang menjadi seorang ibu dari tiga orang anak. Dalam menjalani hidup, Sri Sudarti selalu ingat petuah dari ke

PROFIL: Difan Raih Cita-Cita

Gambar
Menjadi seorang petugas pemadam kebakaran adalah cita-cita yang diimpikan Difan Labowe Epilinga sejak kecil. Dia ingin menjadi pemadam kebakaran karena terpicut dengan cerita yang diperoleh semasa masih kanak-kanak. Pemadam kebakaran digambarkan sebagai sebuah pekerjaan yang penuh wibawa karena berani menantang risiko demi menolong orang. Berkat semangat pantang menyerah, pemuda kelahiran Solo, 5 April 1995 tersebut kini mampu meraih cita-citanya itu. Difan sekarang resmi menjadi seorang pemadam kebakaran profesional di bawah komando Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Solo. Dia menjadi pemadam kebakaran dengan status sebagai tenaga kontrak dengan perjanjian kerja (TKPK) Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Untuk mencapai titik itu, Difan mesti mempersiapkan fisik dan mental yang kuat. Betuntung Difan telah menyukai lebih dulu aktivitas olahraga. Hal tersebut membantu dirinya dalam menjaga kebugaran tubuh. Soal mental, Difan memperkuat hati dengan cara ikhlas. Dia tak pernah merasa t

PROFIL: Fahmi Terinspirasi Kisah Lampau

Gambar
Rasa senang membantu orang lain mengantarkan Arief Fahmi Rahmansyah meraih cita-citanya. Pemuda kelahiran Solo, 19 Januari 1995 tersebut kini tercacat sebagai personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo. Fahmi mengaku saat berusia sekolah dasar (SD) telah membulatkan tekad ingin menjadi seorang pemadam kebakaran (damkar) atau petugas yang dengan sigap membantu korban bencana. “Awalnya dulu saya pernah melihat kebakaran. Saat itu saya menyaksikan ada petugas damkar bekerja dengan sungguh-sungguh. Ada petugas lain juga yang membantu korban. Kelihatan gagah. Saat itu juga saya bercita-cita ingin menjadi damkar atau petugas yang siap membantu orang lain yang kesusahan,” kata Fahmi saat berbincang di Kantor BPBD Solo, Selasa (20/2). Fahmi tidak melewati proses instan saat menjadi personel BPBD Kota Solo. Seketika lulus dari SMK Muhammadiyah 1 Solo, dia terlebih dahulu terlibat aktif dalam kegiatan salah satu komunitas relawan bencana di Solo. Lama-kelamaan, dia mendapat ke

PROFIL: Ari Wibowo Seorang Kopites

Gambar
Ari Wibowo secara terang-terangan menyebut dirinya adalah seorang Kopites atau fans dari Liverpool FC. Saking gemarnya, laki-laki yang kesehariannya menjalani profesi sebagai Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo itu bahkan mengaku tak pernah melewatkan pertandingan yang dilakoni salah satu tim Liga Inggris tersebut. “Kalau pas di rumah, pasti  nonton  dong mainnya Liverpool, meski itu tengah malam atau dini hari. Kalau tidak disiarkan TV, ya  streaming, ” kata Ari saat ditemui di sela-sela menonton pertandingan Persis Jr di Stadion Sriwedari, Minggu (15/4) pagi. Ari bahkan tidak jarang memilih menonton pertandingan di tempat  nongkrongnya  para Kopites, terutama saat Liverpool menjamu tim besar. Tidak ketinggalan, dia juga bakal mengajak sang istri dan seorang anak laki-lakinya untuk ikut menonton bersama (nobar) pertandingan The Reds, sebutan Liverpool FC tersebut. Kegemaran Ari terhadap Liverpool tidak terlepas dari hobinya yang suka bermain sepak bo

POTENSI DESA: Plesungan Dongkrak Ekonomi Warga dengan Sendang

Gambar
Setahun terakhir nama Sendang Plesungan semakin terdengar ramah di telinga masyarakat luas. Hal itu terjadi setelah Pemerintah  Desa  (Pemdes) Plesungan bersama warga berhasil membuka obyek wisata baru bernama Sendang Plesungan di lahan yang berada tidak jauh dari Balai  Desa  setempat. Sendang Plesungan antara lain menawarkan wahana wisata berupa kolam renang dewasa, kolam renang anak-anak, sepeda air, permainan edukatif anak-anak, hinggan paint ball. Keberadaan wahana wisata itu setidaknya kini mampu menarik minat masyarakat berkungjung pada Senin-Jumat rata-rata 200-300 orang/hari.  Sedangkan pada Sabtu-Minggu bisa mencapai 700-1.000 orang/hari. Dengan jumlah pengunjung tersebut, Kepala  Desa  (Kades) Plesungan, Waluyo, menyebut Badan Usaha Milik  Desa  (BUMDes) Desaku Maju Plesungan selaku pengelola obyek wisata Sendang Plesungan rata-rata sekarang mampu meraup omzet kotor senilai Rp75 juta/ bulan. Waluyo menilai jumlah pendapatan BUMDes Desaku Maju Plesungan dari peng

POTENSI DESA: Gentungan Munculkan Wisata Kampung Organik

Gambar
Sejak 2009 lalu para petani di Desa  Gentungan , Mojogedang mulai membiasakan diri memanfaatkan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman mereka. Lambat laun, jumlah petani yang memanfaatkan pupuk organik untuk tanaman padi mereka kian banyak. Hal itu dikarenakan hasil panen petani ternyata tetap bagus meski tanpa menggunakan pupuk kimia.  Selain itu, para petani beralih menggunakan pupuk organik karena harga jual hasil panen mereka lebih tinggi ketimbang saat masih memakai pupuk kimia. Pengurus Kelompok Tani Mulyo I Desa  Gentungan  mencatat jumlah petani di  Gentungan  yang konsisten mamanfaatkan pupuk organik kini mencapai sekitar 90 orang. Jumlah itu tiga kali lipat dari jumlah petani yang memakai pupuk organik pada 2010-an silam. Salah seroang petani organik di  Gentungan , Ny. Hasim Ashari, menceritakan para petani mendapatkan pupuk organik dari hasil olahan sendiri. Rata-rata petani kini telah memiliki hewan ternak sapi yang kotorannya bisa diolah menjadi pupuk organik. N

KEMAJUAN TEKNOLOGI: Internet Lancar, Perekomian Warga Lereng Lawu Bergerak

Gambar
Alarm gawai   berdering keras pukul 01.00 WIB. Mendengar suara itu, Tarwo, 32, pun terbangun dari tidurnya. Segera dia kemudian mematikan alarm tersebut dan mulai melangkahkan kaki ke “belakang”. Sekitar 15 menit waktu yang dibutuhkan bagi Tarwo untuk mandi dan mengambil air wudu. Setelah salat malam, Tarwo lanjut berkemas-kemas. Di saat kebanyakan orang masih tertidur lelap, bapak satu anak ini sudah mulai memanasi sepeda motornya. Dia kemudian meletakkan sebuah gerobak di jok belakang. Selagi menunggu motornya siap, Tarwo giliran menyibukkan diri dengan gawainya. Dia membuka sejumlah aplikasi untuk mengecek barang kali ada pesan masuk dari pelanggan. Tarwo yang setiap hari bekerja sebagai pedagang sayur keliling tersebut bercerita jika sejak setahun yang lalu dirinya mulai gencar membagi-bagikan nomor telepon kepada para pelanggan. Dia menawarkan diri siap melayani jasa pemesanan sayur lewat   sambungan telepon maupun pesan singkat yang dikirim secara reguler (SMS) maupun mela