PROFIL: Haryanti Nyaman Jadi Pegiat HIV

Sudah 11 tahun Haryanti, 40, mengabdikan diri sebagai pegiat HIV/AIDS di Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Solo. Dia menikmati perannya tersebut dalam membantu orang lain yang kurang beruntung karena terjangkit HIV/AIDS. Setelah sempat cukup lama aktif di lapangan, Haryanti kini mendapat amanah menjadi tenaga administrasi dan pengelola keuangan di KPA Solo. Dia sekarang lebih banyak berurusan dengan persoalan di dalam ruangan.

Meski demikian, Haryanti beberapa kali tetap terjun ke lapangan. Dia kerap ikut dalam kegiatan para pendidik sebaya atau peer educator (PE) yang menjangkau pengidap HIV/AIDS maupun sejumlah komunitas berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Dengan mengetahui kondisi lapangan, Haryanti berharap bisa menyusun penganggaran program KPA dengan tepat. Dia tidak mau bagian penganggaran menjadi penyebab masalah program KPA kurang berjalan optimal.

"Saya beberapa kali masuk ke hotspot berisiko tinggi tertular HIV/AIDS dengan dibersamai teman-teman pendidik sebaya. Dengan tahu kondisi lapangan, saya berharap mampu menyusun penganggaran yang tepat. Dana yang dimiliki KPA diarahkan untuk pelaksanaan program berbasis penguatan bagi komunitas berisiko tinggi dan memberikan ruang bagi teman-teman terjangkit HIV/AIDS agar bisa berdaya," kata Haryanti saat berbincang, Kamis (20/7).

Haryanti sering merasa miris ketika terjun ke lapangan terutama saat berkesempatan menemui pekerja seks komersial (PKS) yang termasuk komunitas berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Dia ingin sekali mengeluarkan mereka dari dunia malam. Namun, Haryanti menyadari keingunannya itu tidak mudah untuk segera direalisasikan jika hanya bekerja sendiri. Ibu satu anak ini berharap melalui KPA, dirinya menjadi bagian dari orang-orang baik yang bisa membantu sesama. 

"Pada 2006 saya mulai mengabdi di KPA Solo. Bersama teman-teman di KPA, pegiat LSM peduli AIDS, dan pejabat Oraganisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemkot Solo, saya ikut serta menjalankan program P2 [pencegahan dan penanggulangan] HIV. Sekarang saya hanya menjadi seorang tenaga administrasi dan pengelola keuangan di KPA, tapi saya merasa puas karena bisa mencoba melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi orang lain, berkaitan dengan program P2-HIV," jelas Haryanti.

Haryanti mengajak anak-anak muda sekarang bisa terlibat aktif dalam kegiatan sosial. Dia berharal, anak-anak muda mau berperan aktif terlibat dalam pelaksanaan program warga peduli AIDS (WPA). Anak muda bisa menempati posisi sebagai kader informasi HIV/AIDS sebaya. Perempuan kelahiran Klaten pada 5 Agustus 1977 tersebut menilai anak muda strategis menjadi pihak yang mampu menyebarluaskan pemahaman mengenai persoalan HIV/AIDS.

"Pengidap HIV/AIDS tidak boleh lagi terstigma negatif dan terdiskriminasi. Anak-anak muda harus memahami hal itu dan mau menyebarluaskan pemahaman yang benar kepada teman di sekitar masing-masing. Anak muda bisa menjadi kader informasi HIV/AIDS. Mereka bisa memberikan pemahaman kepada teman sebaya mengenai upaya-upaya pencegahan penularan HIV/AIDS hingga penanganan terhadap para pengidap," tutur Haryanti. (Irawan Sapto Adhi)

Caption:
Haryanti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTENSI DESA: Gentungan Munculkan Wisata Kampung Organik

Contek, Nyontek, dan Menyontek

Cara dan Gaya Perkenalan Ormawa FIP UNY