POTENSI DESA: Gentungan Munculkan Wisata Kampung Organik

Sejak 2009 lalu para petani di Desa Gentungan, Mojogedang mulai membiasakan diri memanfaatkan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman mereka. Lambat laun, jumlah petani yang memanfaatkan pupuk organik untuk tanaman padi mereka kian banyak. Hal itu dikarenakan hasil panen petani ternyata tetap bagus meski tanpa menggunakan pupuk kimia. 

Selain itu, para petani beralih menggunakan pupuk organik karena harga jual hasil panen mereka lebih tinggi ketimbang saat masih memakai pupuk kimia. Pengurus Kelompok Tani Mulyo I Desa Gentungan mencatat jumlah petani di Gentungan yang konsisten mamanfaatkan pupuk organik kini mencapai sekitar 90 orang. Jumlah itu tiga kali lipat dari jumlah petani yang memakai pupuk organik pada 2010-an silam.

Salah seroang petani organik di Gentungan, Ny. Hasim Ashari, menceritakan para petani mendapatkan pupuk organik dari hasil olahan sendiri. Rata-rata petani kini telah memiliki hewan ternak sapi yang kotorannya bisa diolah menjadi pupuk organik. Ny. Hasim menyebut kerena maju, para petani di Gentungan pun kerap mendapatkan bantuan alat maupun pembinaan dari pemerintah maupun pihak swasta. 

"Awalnya memang ada semacam pelatihan atau pembinaan kepada petani untuk mengembangkan padi organik. Setelah itu, para petani bisa jalan sendiri dan terus menularkan informasi ke petani lain," kata istri ketua Pembina Kelompok Tani Mulyo I itu saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.

Ny. Hasim mengatakan para petani kini mantap mencoba memperkenalkan Desa Gentungan sebagai Kampung Wisata Organik (WKO). Para petani berharap banyak wisatawan dari luar daerah yang tertarik mengunjungi Gentungan. Dia menilai kedatangan wisatawan itu jelas menguntungan bagi para petani. Di mana wistawan bisa membeli langsung produk para petani. Selain itu, mereka juga bisa dijadikan sebagai alat promosi gratis. Pasalnya, sangat mungkin wisatawan itu bercerita mengenai potensi Gentungan ke orang lain.

"Bukan hanya padi, para petani pada akhirnya kini juga menawarkan produk lain yang tidak terlepas dari tajuk organik, seperti rengginang dari beras hitam organik maupun beras merah organik. Lalu ada juga bekatul organik yang bisa dikonsumsi sebagai minuman berkhasiat kesehatan," jelas Ny. Hasim.

Ny. Hasim pun membeberkan harga-harga beras organik yang dijual petani di Gentungan, yakni rata-rata beras merah organik dan beras hitam organik senilai Rp15.000/kg dan beras putih organik Rp12.000/kg. Sedangkan harga rengginang belum digoreng dari beras merah maupun beras hitam organik senilai Rp10.000/bungkus, dan bekatul organik Rp10.000/bungkus. (Irawan Sapto Adhi)

Caption:
Sejumlah ibu-ibu di Desa Gentungan, Mojolaban, tengah mengemas beras organik di rumah pembina kelompok Tani Mulyo I, belum lama ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contek, Nyontek, dan Menyontek

Cara dan Gaya Perkenalan Ormawa FIP UNY